Kisah Kyai Pamungkas:
DERMAGA GAIB KALI KUCUR
Akibat dipisahkan oleh tabir tipis ciptaan Yang Maha Kuasa, akibatnya, hidup dan kehidupan yang sama-sama dijalani oleh dua kelompok makhluk itu tak dapat ditembus oleh mata biasa.
Dan berikut adalah laporan dan sekaligus pengalaman yang terjadi pada Kyai Pamungkas dan tim, sehubungan dengan keberadaan makhluk gaib tersebut. Pada suatu malam yang dingin, di salah satu rumah di Kec. Curup, Kab. Rejang Lebong, seusai mendirikan shalat Isya, mendadak hati Kyai Pamungkas terpanggil untuk mengadakan ritual guna menguak tabir alam gaib yang penuh dengan pesona dan sekaligus misteri yang Iayak untuk kita simak bersama.
Dan setelah membaca berbagai amalan yang diperlukan, khususnya amalan penjagaan diri dan pembuka tabir alam gaib, perlahan tetapi pasti, kelopak mata mulai terasa begitu berat. Mirip orang yang sedang terserang kantuk teramat sangat Di antara sadar dan tidak, kini di depan muncul gumpalan asap yang kemudian menipis dan akhimya hilang sama sekali. Di luar dugaan, tiba-tiba, telinga menangkap suara dari sosok gaib yang mengajak Kyai Pamungkas untuk datang ke suatu tempat. Gayung pun bersambut. Dan perjalanan astral pun dimulai.
Nyatanya, sosok gaib tadi membawa ke suatu tempat yang berbentuk lembah. Suatu tempat di mana di bagian bawahnya terdapat beberapa pancuran bambu yang memang sengaja dibuat oleh penduduk setempat untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kehidupannya. Karena airnya selalu mengucur deras dan tak pernah surut walau kemarau panjang menerpa, maka, jangan heran jika penduduk sekitar menyebutnya dengan nama Kali Kucur.
Begitu ke luar dari rumah, mulai disuguhi pemandangan yang menggidikkan bulu roma. Selain banyak yang berwajah biasa-biasa saja, tetapi, banyak juga di antara mereka yang memiliki wajah mengerikan. Tampak serombongan anak-anak sedang bermain. Kepala mereka botak, plontos. Sementara daun telinga mereka runcing, bahkan sebagian bermata merah dan besar. Semuanya bertelanjang dada dan hanya mengenakan cawat. Bahkan ada sebagian dari mereka yang tubuhnya ditumbuhi bulu lebat dan kasar.
Tak ada satu pun di antara mereka yang memperhatikan kami. Mereka begitu acuh. Dan begitu mendekati Kali Kucur, kembali terdengar suara dari sosok gaib yang mengajak kami berjalan, “Tempat ini cukup bagus untuk kau ketahui. Perhatikan baik-baik,”
Anehnya tempat yang di alam nyata tak seberapa luas, di sini benar-benar jauh berbeda. Bahkan kebalikannya. Betapa tidak lembah itu tampak amat luas, Iebar dan amat dalam
“Hati-hati, bagian kanan kolam itu beraura negatif bahkan sedikit jahat,” bisiknya mengingatkan.
Ku pandang arah yang ditunjuk, sebuah tempat berpasir dengan kedalaman air kira-kira satu jengkal. Tanpa ragu Kyai Pamungkas pun berkata, “Terima kasih sahabat; Akan ku usahakan berlaku hati-hati dan santun.”
Kami mencoba mengorek keterangan Iebih dalam llagi tentang sosok gaib yang sekarang berdiri dengan tegap di sebelahku. “Siapakah sebenarnya nama Kisanak?”
“Kau tak perlu tahu namaku. Dan aku memang sengaja diutus untuk menjemputmu. Lain tidak,” jawabnya.
“Untuk apa?” Desisku keheranan.
“Agar engkau tahu Iebih banyak dan mengerti tentang tatakehidupan kami di sini. Jangan berpikir yang bukan-bukan, jadikanlah peristiwa ini untuk menambah keimananmu kepada Yang Maha Esa. Dan mari kita teruskan perjalanan,” katanya tegas.
Diperjalanan, tepatnya di daerah yang di alam nyata kami lihat sebagai kebun yang banyak ditumbuhi pepohonan dan rumpun bambu ternyata merupakan perkampungan yang dihuni oleh ribuan makhluk gaib. Dan setelah puas melihat-lihat, kembali kami dituntun menuruni anak tangga yang di alam nyata merupakan tebing lembah yang tertutup oleh rimbunnya rumput liar. Walau penduduk begitu rapat, tetapi tak ada satu pun makhluk yang bersentuhan dengan kami. Yang paling aneh, walau di alam nyata aliran kali ini tak seberapa besar, tetapi, di alam gaib Kali Kucur merupakan sungai yang panjang, lebar bahkan terdapat sebuah dermaga yang sangat besar di salah satu bagiannya. Dan saat itu kami melihat ada satu kapal dagang sedang bersandar di sana kesibukan yang terjadi di tempat itu sama dengan yang biasa kita lihat di berbagai pelabuhan di alam nyata. Riuh, kotor dan pengap!
Sebelum memasuki dermaga terdapat sebuah gapura yang dijaga oleh dua makhluk berbadan besar dan tegap, memakai rompi hitam hingga tampak dadanya yang bidang dimana masing-masing memegang sebilah tombak. Ketika dekat, kami menakupkan kedua telapak tangan sebagai tanda penghormatan. Dan keduanya hanya tersenyum. Begitu kaki kami melangkah lebih jauh, mendadak, sosok gaib yang selama ini mengikuti menggamit bahu sambil berkata, “Engkau cuma bisa sampai di sini.” katanya singkat.
“Kenapa?” tanya Kyai Pamungkas seraya menunjuk ke arah kapal.
“Maaf belum saatnya!” Jawab salah seorang penjaga gerbang cepat.
Kyai Pamungkas tak berdaya dan mengikuti anjurannya. Karena penasaran, sambil berjalan kamipun bertanya, “Ku lihat banyak yang turun dan naik ke kapal itu. Hendak kemana dan dari manakah mereka?”
“Sebagian adalah pekerja. Sedang yang berpergian mempunyai banyak tujuan. Dan salah satu tujuannya adalah Laut Padri,” jawabnya singkat.
Kami tergugu. Mungkinkah aliran sungai kecil yang ada di alam nyata, bisa tembus ke Laut Padri, Bengkulu, bisik hati ini. Apalagi dalam kenyataan, jarak antara keduanya lumayan jauh. Sekitar 90 kilometer atau dua jam perjalanan jika menggunakan kendaraan bermotor dan melintasi beberapa bukit. “Kini kembalilah, waktumu sudah habis. Dan suatu saat nanti, engkau bisa kembali ke sini Iagi untuk melihat-lihat,” demikian katanya sambil berlalu.
Seiring dengan lenyapnya sang makhluk gaib, kami pun tersadar. Perkampungan itu telah lenyap. Yang ada hanyalah dinding kamar yang merupakan saksi bisu dari apa yang baru saja terjadi. Inilah sekelumit pengalaman yang mungkin dapat menambah keimanan kita kepada Allah Sang Maha Pancipta dengan segala kerahasiaan-NYA. #KyaiPamungkas
KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.
Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)
NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)
NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)
WEBSITE: dukunku.com
(Selain web di atas = PALSU!)
NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)
ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)