Kisah Kyai Pamungkas:

KEGANASAN SANTET KELAMIN

 

ADA SANTET YANG DALAM PROSESNYA MEMANFAATKAN KEKUATAN MAKHLUK GAIB SEPERTI JIN. SALAH SATUNYA ADALAH SEPERTI SANTET KELAMIN. BAGAIMANA KEADAAN KORBAN SELANJUTNYA…?

 

Cara kerja ilmu santet yang bersifat gaib memang sulit dimengerti secara ilmu pengetahuan. Walau demikian, secara logis santet dapat dimengerti sebagai proses dematerialisasi. Secara sederhana dapat digambarkan begini: Bahwa, saat santet akan dikirim, benda-benda seperti paku, jarum, beling, ataupun binatang berbisa masih dalam keadaan fisik, namun kemudian diubah dari materi menjadi energi.

 

Setelah berubah dalam bentuk energi, benda ini dikirim menuju sasaran. Ketika tepat mengenai sasaran, energi ini diubah kembali menjadi materi. Yang terjadi kemudian adalah sesuatu yang sangat aneh. Semua benda atau materi yang dikirim, misalnya beling dan binatang berbisa akan masuk ke tubuh seseorang yang merupakan sasaran santet. Selanjutnya secara otomatis benda-benda yang tadi dimasukkan melalui santet ini akan menimbulkan kesakitan pada tubuh orang yang jadi target santet.

 

Namun, tidak selamanya santet bekerja seperti itu. Menilik dari jenis yang dijadikan sumber kekuatannya, sesungguhnya ada 2 macam santet.

 

Pertama adalah santet yang dalam prosesnya memanfaatkan kekuatan makhluk gaib seperti jin, setan, dan makhluk gaib lainnya. Dalam pelaksanaannya, pelaku santet akan bekerja sama dengan makhluk gaib sebagai media pengiriman santet.

 

Nah, untuk mengajak si makhluk gaib agar mau dijadikan “kurir” ini tentu saja pelaku santet harus memberikan imbalan sesuai yang diminta olehnya. Imbalan bisa berupa sesaji khusus yang diperuntukkan makhluk gaib sebagai makanannya, atau pula dalam bentuk kesepakayan-kesepakatan yang bersifat menyesatkan. Setelah imbalan yang dijanjikan disepakati, maka sang kurir pun akan melakukan tugasnya membawa santet menuju sasaran.

 

Moda santet yang kedua, adalah santet yang bersumber dan kekuatan batin. Santet dengan metode ini membutuhkan kekuatan batin yang biasanya diperoleh dari laku spintual.

 

Pada saat penggunaannya santet dengan kekuatan batin biasanya dibantu dengan kekuatan visualisasi yang kuat dan pelaku. Misalnya saja, santet dengan menggunakan media berupan boneka. Ketika hendak digunakan terlebih dahulu dibacakan mantera-mantera tertentu, setelah itu pelaku santet memusatkan konsentrasi, visualisasi dan berniat menyumbat saluran kencing sasaran, atau membuat perutnya sakit, atau pula membuat jantungnya sakit. Maka biasanya dilakukan penusukan lewat boneka pada bagian-bagian organ tersebut.

 

Begitulah sekilas gambaran mengenai kinerja ilmu santet, yang tentu saja belum tentu benar seratus persen. Walau bagaimanapun, banyak hal sekaitan ilmu gaib yang satu ini, yang hingga sekarang masih menjadi rahasia para pelakunya, dan tidak mudah dipublikasikan kepada khalayak.

 

Bagi mereka yang berpola pikir ilmiah, sudah tentu sangat sulit mempercayai kasus-kasus terkait dengan santet. Tetapi, semoga saja ketidakpercayaan tersebut akan berubah setelah menyimak kisah yang penulis peroleh baru-baru ini.

 

Ya, boleh jadi kisah satu ini sangat menyeramkan sekaligus menjijikkan. Akan tetapi di dalamnya terkandung suatu pelajaran yang sangat berharga. Berikut cerita selengkapnya…

 

Terus terang, setiap mendengar tentang pemerkosaan yang akhir-akhir ini kian marak, hatiku benar-benar merasa panas. Ingin rasanya aku menghukum para pelakunya dengan hukuman seberat-beratnya, agar tak terdengar lagi jeritan kaum hawa yang kehormatannya direnggut secara paksa. Namun sayangnya, aku bukanlah seorang hakim yang memiliki wewenang untuk melakukan itu. Yang bisa kulakukan hanya sekedar mengutuk sekeras-kerasnya tindakan amoral tersebut, serta berharap semoga segera dibuat sebuah undang-undang kukum yang benar-benar dapat melindungi kaum wanita dari kebiadaban para lelaki berhati iblis.

 

Yang semakin membuat hatiku tersiksa lagi, salah seorang dari pelaku pemerkosaan itu justru ada di rumahku sendiri. Dia adalah Dedi (nama samaran), yang tak lain adalah kakak kandungku sendiri. Aku tak tahu, entah sudah beberapa kali dia melakukan kejahatan itu. Yang jelas, setiap Dedi berbuat begitu maka ayah biasanya langsung sibuk melakukan lobi sana-sini, agar anaknya terlepas dari jeratan hukum. Dan hasilnya memang hebat. Sejauh ini Dedi belum pernah mengalami dihukum gara-gara perbuatanya itu.

 

Sebagai seorang adik, bukan sekali dua kali aku memperingatkan Dedi agar menghentikan perbuatan bejatnya. Namun setiap aku melakukan itu dia bukannya menerima atau sadar, melainkan malah marah-marah dan tak jarang tangan kekarnya mendarat di tubuhku. Kupikir ini semua gara-gara ayah terlalu memanjakan dia, dan selau membelanya meskipun salah. Akibatnya Dedi menjadi kebal terhadap segala nasehat baik yang diarahkan pada dirinya.

 

Pada suatu hari, perbuatan bejat itu kembali dilakukan kakakku. Kali ini korbannya adalah Eva, anak seorang karyawan di perusahaan milik ayahku. Gadis hitam manis yang masih duduk di bangku kelas 3 SMP itu diperkosa dengan sangat brutal, sampai-sampai dia harus menjalani perawatan yang cukup lama di rumah sakit.

 

Dengan adanya kasus tersebut, ayah kembali sibuk mengusahakan agar Dedi lolos dari jerat hukum. Dan seperti sudah kuduga, dengan bermodalkan pengaruh dan hartanya, lagi-lagi ayah berhasil membebaskan anak kesayangannya dari segala tuntutan. Maka untuk kesekian kalinya, kembali aku mengutuk berbuatan ayah yang sangat keliru itu.

 

Tujuh hari setelah kejadian itu, kira-kira pukul sebelas malam tiba-tiba listrik mati. Dedi yang tidur sekamar denganku langsung bangkit dari ranjangnya dan menyalakan lampu minyak. Ketika lampu tersebut hendak ditaruh di tempatnya semula, tiba-tiba kudengar Dedi menjerit. Aku terkejut dan langsung bangkit. Namun sekujur tubuh terasa menjadi lemas waktu kulihat sesosok makhluk seperi raksasa tengah mencengkram pundak Dedi! Makhluk itu wajahnya mirip gorilla dan giginya runcing-runcing serta bertaring. Tapi anehnya, sekujur tubuhnya berselimutkan semacam mantel. Aku tak tahu, makhluk apakah itu?!

 

Aku berteriak-teriak sambil menutup kedua mataku. Tak lama kemudian kudengar ayah, ibu, serta saudaraku yang lain menyerbu kamar kami. Waktu mata kubuka, Dedi tampak sudah tergeletak di lantai, tidak jauh dari pecahan lampu.

 

Seorang pembantu kami segera berlari mengambil sebuah lampu lain. Setelah itu tubuh Dedi diangkat dan dibaringkan di atas ranjang. Sementara aku dibawa ayah ke ruang depan, untuk dimintai keterangan tentang apa sebenarnya yang telah terjadi. Aku katakan yang sebenarnya hahwa telah melihat makhluk aneh itu yang sangat menakutkan, tetapi ayah tak mempercayaiku.

 

“Ah, mana ada makhluk raksasa?” sindir ayah setelah mendengar ceritaku. “Kalau ada, apa bisa dia masuk ke dalam kamarmu?”

 

Entahlah, aku sendiri tak tahu yang kuceritakan hanyalah apa yang kulihat belaka, sedikit pun tidak kutambah-tambahi. Tapi kalau dipikir memang mana mungkin ada raksasa yang dapat masuk ke dalam kamar kami, dan kemudian hilang begitu saja. Menurut hematku, yang datang itu pastilah sebangsa makhluk halus.

 

Nasib Dedi masih mujur karena makhluk jadi-jadian itu belum sempat mencelakakan dirinya. Dia hanya pingsan beberapa saat, akibat dicekam rasa takut yang begitu hebat.

 

Diam-diam aku mencoba menghubung-hubungkan kejadian ini dengan ulah Dedi yang sering merusak anak gadis orang. Menurut analisaku, tidak mustahil ada seseorang yang sangat mendendam, kemudian ingin mencelakakannya dengan menggunakan ilmu gaib. Tapi siapa kira-kira orang itu? Entah mengapa tiba-tiba aku teringat kepada Pak Sobari, bapaknya si Inah, yang dikenal memiliki ilmu supranatural cukup tinggi. Mungkinkah dia yang mengirim makhluk mengerikan itu?

 

Belum sempat pertanyaanku terjawab, malam berikutnya kembali aku menyaksikan sebuah pemandangan yang membuat jantungku terasa seperti copot. Malam itu, si makhluk asing itu datang lagi dan langsung membuka celana Dedi, kemudian menjilati alat vitalnya. Dedi sendiri tetap tertidur lelap, sehingga tidak mengetahui apa yang telah terjadi atas dirinya.

 

Cukup lama makhluk aneh itu berbuat demikian. Aku sendiri kali ini begitu terkesima sehingga tak mampu menggerakan tubuh sama sekali. Demikian juga dengan mulutku, tak kuasa mengeluarkan sepatah kata pun. Aku hanya bisa menatap dengan penuh kengerian menyaksikan semua itu berlangsung. Dan baru dapat bernapas lega setelah makhluk tersebut raib entah kemana.

 

Esok paginya Dedi merasa kencingnya panas. Dan tidak sampai tengah hari kantong zakarnya membengkak, serta tersentuh pakaian saja pun sudah kesakitan. Semakin lama buah zakarnya kian membesar dan tampak berkilat-kilat.

 

Ketika kukatakan pada ayah bahwa penyakit Dedi mungkin ada hubungannya dengan kejadian semalam, dia menyanggah keras. “Apa yang kau saksikan itu hanyalah ilusi belaka, Deni. Sudahlah, kamu tidak perlu bercerita yang tidak-tidak,” ujarnya.

 

Menurut ayah, penyakit yang menghinggapi Dedi adalah semacam penyakit kotor. Karena itu beliau segera mengirimkannya ke sebuah rumah sakit ternama di kotaku. Namun para dokter ternyata tak dapat menyembuhkannya. Bahkan kantong zakar Dedi bertambah besar dan dia sudah mulai susah kencing. Kalaupun air seninya keluar, sakitnya bukan main sampai menjerit-jerit.

 

Salah seorang karyawan ayah menasehati agar mencoba meminta bantuan paranormal atau dukun. Tetapi mendengar saran tersebut ayah tersinggung dan marah-marah. Dia begitu yakin Dedi terkena penyakit biasa, dan dokter pasti dapat menyembuhkannya.

 

Semakin hari bukan hanya kantong zakarnya saja yang membengkak, melainkan batang atau penisnya pun demikian juga. Bahkan tak begitu lama alat vital Dedi sudah melebihi alat kejantanan kuda besarnya. Dan apabila kencing, ia merasa seperti mengeluarkan duri hingga seluruh tubuhnya berkeringat dingin.

 

Ayah tampak sangat bersedih menyaksikan penderitaan Dedi. Namun dia tetap bersikeras tak mau membawanya ke paranormal. Dia masih merasa yakin bahwa para dokter pasti akan dapat menyembuhkannya.

 

Karena alat vitalnya semakin membesar dan memanjang, Dedi terpaksa tidak dapat memakai celana. Mau tidak mau hanya bisa memakai sarung. Itu pun harus diusahakan sedemikian rupa agar kain sarung tidak sampai menyentuh kemaluannya. Sebal bila hal ini terjadi, Dedi bisa menjerit-jerit kesakitan seolah-olah alat vitalnya diiris silet berkarat.

 

Tapi penderitaan Dedi tidak sampai di situ. Belum sampai sebulan di rumah sakit, alat kejantanannya yang membesar dan memanjang itu tiba-tiba berkudis. Banyak bintik-bintiknya seperti orang terkena penyakit cacar. Dan bintik-bintik itu kemudian bernanah. Ya, alat vital Dedi bernanah.

 

Menyaksikan semua ini para dokter kebingungan. Beberapa dokter spesialis kelamin pun didatangkan dari kota lain oleh pihak rumah sakit, untuk membantu mengobati Dedi. Namun tak ada satu pun di antara mereka yang dapat meringankan penderitaan kakakku apalagi menyembuhkannya. Malahan bintik bernanah pada alat vital Dedi kini mulai pecah-pecah dengan sendirinya, menimbulkan bau amis yang tidak kepalang.

 

Dan ngerinya, sesudah bintik nanah tersebut pecah muncullah semacam ulat yang mengerumuti bekas daging zakar tempat nanah itu. Yang aneh, para dokter tidak mampu mengenyahkan ulat-ulat ini dengan obat apa pun.

 

“Aku belum pernah menyaksikan penyakit ngeri begini,” ujar salah seorang dokter spesialis kelamin yang merawat Dedi. Sungguh luar biasa sekali. Ulat-ulat itu tidak bisa mati dengan obat apa pun. Dan ngerinya lagi, hewan menjijikkan itu sedikit demi sedikit menggerogoti daging penis. Mula-mula yang dimakan adalah kepala penis hingga pada beberapa bagian berlobang-lobang. Dan tak lama kemudian seluruh kepala penis tersebut habis tanpa sisa.

 

Ketika ayah dikabari tentang musnahnya kepala alat vital Dedi, dia meraung-raung. la kini menyesali, mengapa tidak mencegah anak itu merusak gadis-gadis orang. Namun nasi telah menjadi bubur, penyesalan tiada lagi berarti.

 

Setelah kepala kemaluannya buntung, pada batang penis itu kemudian timbul rasa gatal yang tidak terkira. Dedi tak dapat menahan nyeri hingga dia meremas kejantanannya yang berkudis itu, untuk mengurangi rasa gatal. Namun ternyata bagian tubuh yang teramat penting tersebut telah lembek dan rapuh, sehingga begitu diremas langsung copot dari pangkalnya.

 

“Ampun, alat vitalku putus!” Pekik Dedi. “Aduh, gatal sekali. Aku benar-benar tidak tahan!”

 

Anehnya, walaupun batang kejantanannya telah putus, namun tak ada bekas sedikit pun, tidak mengeluarkan darah. Aku menyaksikan semua ini dengan mata kepalaku sendiri. Kenyataan itu sangat mengejutkan para dokter. Kepada ayah mereka menyatakan sudah putus asa dan angkat tangan, tak sanggup mengobati penyakit yang diderita Dedi.

 

Sewaktu ayah dan para dokter memperbincangkan nasib malangnya, Dedi terus-menerus menjerit kesakitan dan meneriakkan rasa gatalnya pada lobang bekas saluran penis, yang dalam waktu singkat telah semakin membesar serta penuh dengan nanah yang berbau sangat busuk. Para suster sudah tak mau lagi mendekat. Mereka khawatir kalau-kalau nanah itu dapat menularkan penyakit kotor jahanam.

 

Karena sakitnya tidak tertahankan lagi, beberapa jam setelah alat vitalnya putus, Dedi akhirnya meninggal dunia. Pemuda yang gagah berani apabila sedang menghadapi gadis kecil korbannya itu, kini tergolek tanpa daya dengan kondisi fisik sungguh sangat mengerikan sekaligus menjijikan. Ayahku yang pongah dan congkak tampak benar-benar terpukul menyaksikan nasib yang menimpa anak kesayangannya. Mungkin dalam hatinya ayah menyadari bahwa semua ini terjadi akibat kesalahannya juga.

 

Bagiku sendiri kematian Dedi malah membuat hati terasa sedikit lega, sebab tak akan terdengar lagi salah seorang saudaraku melakukan perkosaan. Oleh karena itu meski pun kuyakini bahwa kematiannya akibat disantet orang, entah pelakunya Pak Sobari ayah Inah atau siapa, aku tidak akan menyelidikinya. Dan kalaupun tahu, terus terang aku tak bermaksud menuntutnya. Kuanggap saja kejadian yang menimpa kakakku itu sebagai karma bagi si pemerkosa. Ya, semoga kisahku ini menjadi renungan yang berharga.

 

(Sebagaimana dituturkan oleh adik kandung korban kepada penulis). Wallahu a’lam bissawab. ©️KyaiPamungkas.

Paranormal Terbaik Indonesia

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.

Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)

NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)

NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)

WEBSITE: dukunku.com
(Selain web di atas = PALSU!)

NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)

ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)