Kisah Kyai Pamungkas: LELE HIDUP TANPA DAGING
Kembang Asoka tampak berseri karena cahaya wahyu kebijaksanaan yang berpendar di sekitarnya. Meski tubuhnya terbongkok tua, tetapi kekuatan hidupnya tak ada yang menyangsikan lagi. Bau harum semerbak memenuhi ke sekitar pohon Angsoka ini. Kebijaksanaan Angsoka ternyata adalah kebijaksanaan dewa yang terpercik ke dalam taman dan sendang Selirang yang ada di Kotagede, Yogyakarta.
Ikan lele tak berdaging berenang kian kemari di dalam sendang. Dia seakan ingin menunjukkan jati dirinya sebagai ikan lele yang berwahyu. Hidup di air sendang tanpa daging, hanya kepala, tulang, dan ekor. Tubuhnya adalah tubuh duri yang langsung berada di belakang kepala yang tampak normal. Meski demikian, lele-lele itu tetap hidup, bahkan mampu berenang kesana kemari seperti halnya lele pada umumnya.
Anehnya, lele tak berdaging ini jarang menampakkan diri di tengah cahaya siang maupun malam. Sangat sulit dijumpai. Kemunculannya hanya mengikuti datangnya wahyu, terutama wahyu kekuatan dalam hal supranatural khususnya kekuatan memiliki materi alias harta. Lele ini tampil bukan untuk ditonton oleh dunia, atau oleh masyarakat yang penasaran dan ingin tahu pasti keberadaannya, Tetapi tampil buat orang lelaku tapa yang tekun bertirakat. Lele tampak, karena wahyu ilahi yang hadir dalam diri seseorang. Mengapa?
Konon, ini karena awal kejadiannya bukan karena biasa, tetapi karena adikodrati. Ikan lele tak berdaging, hanya kepala dan duri mencari makhluk manusia yang pantas menerima rahmat, kekuatan Illahi. Maka tak tiap orang yang mandi di Sendang Selirang memunyai kesempatan menyaksikan tampilnya ikan lele duri dan tulang ini. Hal tersebut tergantung hadir tidaknya wahyu ilahi di saat itu. Itulah sepenggal kisah unik di sendang Selirang, Kotagede, Yogyakarta.
Menurut tutur yang terus lestari secara turun-temurun, kisah ikan lele tak berdaging itu berawal pada kisah Sunan Kalijaga dan Mpu Supa, adik iparnya. Saat mengunjungi Mpu Supa, keluarga Mpu Supa sedang berduka lantaran anaknya yang masih kecil meninggal akibat tenggelam di dalam sendang.
Tentang kematian anak ini sengaja dirahasiakan oleh Mpu Supa. Jangan sampai ada orang tahu, lebih-lebih saudara-saudaranya. Tak terkecuali dalam hal ini Sunan Kalijaga. Maksudnya tak lain agar mereka tak berduka, dan bersedia menyantap hidangan yang disajikan. Itulah yang terjadi.
Namun, setelah selesai makan, Sunan Kalijaga menanyakan di mana gerangan anak Mpu Supa itu. Sang Mpu kebingungan, sementara Sunan Kalijaga memanggil-manggil anak itu. Keajaiban pun terjadi. Si anak, yang sebenarnya sudah meninggal itu, ternyata bangkit lagi dan mendatangi Sunan Kalijaga.
Bersamaan dengan bangkitnya anak Mpu Supa ini, bangkit pula aneka lauk yang telah dimakan namun tinggal durinya, ikan lele. Melihat hal ini, Sunan Kalijaga memohon kepada Allah agar hewan dan anak Mpu Supa ini dikembalikan kepada keadaannya yang semula. Walau hanya tinggal duri dan kepala, ikan lele pun kembali ke air.
Inilah gaib. Gaib itu kesempurnaan. Oleh karena itu, terutama di Sendang Selirang, hanya orang yang melihat yang gaib itulah yang akan mendapatkan wahyu kalau orang melihat lele tersebut, maka, akan terkabul doanya. Begitulah kepercayaan yang terus berlangsung secara turun-temurun.
Sendang Selirang yang menyimpan misteri ini berada di samping kompleks makam Panembahan Senopati, dan berdekatan dengan masjid Agung Kotagede. Sendang selirang memiliki misteri tersendiri, karena terdiri atas dua sendang, yaitu sendang Lanang dan sendang Wadon yang letaknya saling berdampingan. Tetapi sumber airnya berbeda. Dua aliran air yang sama sekali berbeda sumbernya itu, kemudian secara bersamaSama menembus batas permukaan tanah dan akhirnya memancar pada dua sumber mata air. Sendang lanang mata air pria dan sendang wadon mata air wanita.
Sendang Lanang adalah kali bawah tanah yang berada di bawah bangunan melalui bawah makam Kota Gede yang muncul ke permukaan. Sedangkan Sendang Wadon berasal dari mata air yang ada di bawah pohon beringin besar yang bertengger di depan kompleks makam Kotagede.
Keduanya merupakan sendang di samping makam yang letaknya berdampingan. Ini adalah suatu mukjizat dan wujud belas kasih lillahi. Kedua sendang itu kemudian dikenal sebagai Sendang Selirang.
Tidak jelas mengapa dinamai sendang Lanang dan Sendang Wadon. Tetapi karena berdekatan dan kebetulan peruntukan dalam pemakaian siapa yang mandi di sana, maka nama itu diciptakan. Sendang Lanang untuk kaum pria, dan sendang Wadon untuk kaum wanita. Seperti halnya gua Lanang dan gua Wadon di kompleks candi Boko. Maka biasanya para lelaki yang datang dan mandi di sana pasti langsung masuk ke sendang Lanang. Dan para wanita otomatis akan masuk ke sendang Wadon.
Atau bisa jadi karena aliran air sendang berasal dari bawah makam Panembahan Senopati, sehingga memiliki genus laki-laki. Sedang sendang Wadon berasal dari bawah pohon beringin di depan makam yang dianggap bergenius wanita.
Tetapi apa hubungannya antara Panembahan Senopati dan pohon beringin? Panembahan Senopati adalah raja Mataran yang agung binathara dan sakti mandraguna yang mendirikan kerajaan Mataram atas bantuan Ratu Pantai Selatan dan Roh Penunggu Gunung Merapi. Pohon beringin di daerah Yogyakarta melambangkan kekuasaan. Siapa yang menanam pohon beringin akan mendapat kekuasaan besar sekuat pohon beringin. Maka pohon beringin selalu ada di depan kraton.
Akan halnya pohon beringin, akan memberi pengayoman kepada orang yang berteduh di bawahnya, layaknya perlindungan seorang Ibu kepada anak bayi yang disusuinya. Maka pohon beringin identik dengan kewanitaan, yang memberi perlindungan kepada anak-anaknya. Hanya rajalah yang mampu melindungi rakyat, memberikan pengayoman dan penghidupan kepada para kawulanya. Raja selalu dilambangkan sebagai lelaki yang sakti penuh wibawa.
Menurut informasi yang diperoleh penulis, sebelum seseorang datang mandi di air Sendang Selirang, biasanya mereka harus mengadakan laku tapa. Berpuasa seturut adat kebiasaan masing-masing. Ada yang laku mutih, pati geni, ngrowot, atupun puasa penuh seperti umumnya orang berpuasa.
Ibu Sastro, 45 tahun, yang datang bersamaan dengan Misteri, mengaku selalu berpuasa pada hari yang jumlahnya 40 hari. Misalnya hari Selasa Pon 4 Kamis Wage dan Jumat Kliwon. Pas di malam Jumat Kliwon itulah Bu Sastro, seorang pedagang di pasar Beringharja yang berasal dari Bantul, biasanya akan datang bertirakat semalam suntuk dan mandi di air sendang. Apa yang diharapkan Bu Sastro? Agar bisa kaya, berhasil dalam berdagang. Hajat serupa ini banyak juga dibawa oleh para pelaku ritual. Biasanya, kalau tidak terkabul, mereka akan mengembalikannya pada nasib buruk.
Demikianlah kisah kehidupan manusia, yang memang punya seribu macam ragam dan gaya. Tentu, kita harus menyandarkan semuanya hanya kepada Illahi. ©️KyaiPamungkas.

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.
Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)
NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)
NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)
WEBSITE: dukunku.com
(Selain web di atas = PALSU!)
NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)
ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)