Kisah Kyai Pamungkas:

TEROR MONYET PESUGIHAN

WARGA DUSUN VI, KEDAI MUKA, KECAMATAN AIR BATU, KABUPATEN ASAHAN, SUMATERA UTARA DIGEMPARKAN DENGAN KEMUNCULAN SEEKOR KERA SILUMAN. KONON, KERA ATAU MONYET TERSEBUT MERUPAKAN MAKHLUK GAIB PIARAAN SESEORANG YANG MEMUJA PESUGIHAN. SEPERTI APA KISAHNYA…?

Zaman boleh saja terus maju dengan berbagai aspek penunjang kehidupan yang serba material. Kendati begitu, masalah-masalah gaib, salah satunya yang berhubungan dengan ilmu hitam, terus saja berkembang pesat. Bahkan, budaya klenik kini telah menjadi komoditas dan suguhan yang cukup menarik untuk dicermati.

Fenomena mistik atau supranatural menjadi sesuatu yang sulit untuk dihindarkan di tengah-tengah komunitas masyarakat pada umumnya. Tak peduli di kalangan masyarakat pedesaan ataupun perkotaan. Apalagi di tengah situasi perekonomian yang sulit, banyak warga masyarakat yang kemudian mencari peruntungan lewat sarana mistik. Bagi mereka yang tidak memiliki landasan agama yang kuat, kadang-kadang cara nyeleneh pun juga ditempuh.

Setidaknya, fenomena inilah yang terjadi di Kedai Muka, sebuah perkampungan dengan penduduk berjumlah sekitar 128 KK. Wilayah yang bersempadan dengan komplek pemukiman PTP, III Kebun Sei Dadap, atau persis di tepi jalan Lintas Sumatera di wilayah Dusun VI, Desa Sei Dadap I/IlI, Kecamatan Air Batu, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara, sekitar April 2007 lalu, masyarakatnya dicekam oleh suatu isu yang kental dengan aroma mistis.

Masyarakat Kedai Muka dilanda ketakutan dan kecemasan akibat aksi teror yang dilakukan oleh makhluk gaib yang disebut warga sebagai monyet pesugihan. Peristiwanya bermula dialami oleh Totok. Suatu sore, anaknya yang semula sehat tiba-tiba jatuh sakit. Suhu tubuhnya panas dan temperaturnya amat tinggi. Beberapa hari berselang, bocah berusia tiga tahun itu akhirnya meninggal dunia,

Sakit dan kematian anak Totok dinilai tidak wajar, sebab tak ada tanda-tanda yang mencurigakan sebelumnya. Anehnya lagi, sekitar dua minggu kemudian, keluarga Sukir, juga mengalamai nasib yang sama. Anaknya yang baru berusia 4 tahun jatuh sakit demam panas, dan beberapa hari kemudian meninggal dunia.

Kematian anak Sukir ini kian menimbulkan tanda tanya bagi warga Dusun VI, Kedai Muka. Pasalnya, ada beberapa orang keluarga Sukir yang sempat menyaksikan hal aneh menjelang detik-detik kematian balita itu. Si anak kejang-kejang persis seperti monyet, dengan posisi kedua tanganya bersatu rapat dan lurus ke perut.

Kanehan tak berhenti di situ. Setelah diteliti ternyata terdapat memar seperti bekas gigitan di leher dan bahu si anak. Yang kian bertambah aneh, salah seorang keluarga Sukir mengaku bahwa beberapa hari sebelum anak itu jatuh sakit, dirinya melihat ada seekor monyet yang sedang duduk santai di wuwungan rumah Sukir.

Dari mana datangnya si monyet, sebab desa itu selama.ini tak pernah dikunjungi makhluk yang menurut Teori Darwin merupakan kerabat manusia itu? Pertanyaan i ini memang sulit untuk dijawab.

Kecurigaan warga kian menjadi. Pasalnya, ketika jenazah anak Sukir selesai dikafani dan para pelayat masih berada di rumah duka, waktu itu ada seorang ibu yang masih kerabat dari keluarga yang tengah berduka datang dari desa lain dengan membawa anaknya. Anak ibu inilah yang membuat banyak orang terkejut sekaligus merasa heran. Pasalnya, si anak beberapa kali menunjuk ke atas wuwungan rumah dan memberi tahukan bahwa ada monyet di sana.

“Mak, tuh ada monyet di atas rumah!” Begitulah kira-kira pemberitahuan si anak kepada ibunya. Padahal, semua orang tak melihat apa-apa di atas wuwungan rumah milik Sukir.

Keanehan yang dilihat anak berusia 6 tahun itu pada akhirnya memang tak begitu dipedulikan oleh orang-orang dewasa yang sempat mendengar celotehnya. Akan tetapi, sekembalinya dari melayat ke rumah Sukir, di tengah jalan tiba-tiba anak yang melihat monyet ini sakit demam panas. Dia lalu berkata” kepada ibunya bahwa dia tidak mau pulang ke rumah. Si anak malah merengek-rengek meminta kernbali ke Kampung Kedai Muka. Si anak ingin menginap di rumah Sukir. Entah karena apa?

Karena merasa curiga, sang ibu terpaksa menuruti kemauan anaknya. Mereka kembali ke Dusun VI, Kedai Muka. Setibanya di Kedai Muka, sang ibu yang cemas langsung meminta pertolongan kepada seseorang yang dituakan di kampung itu.

Ketika orang tua yang bernama Mbah Darsun itu bermeditasi untuk melakukan penerawangan secara batin, dia melihat ada makhluk berwujud seperti monyet yang mengikuti si ibu dan anaknya dari belakang. Makhluk itu agaknya menginginkan jiwa anak tersebut.

Lewat kontemplasinya, Mbah Darsun yakin bahwa makhluk gaib berwujud monyet itu dulunya merupakan peliharaan seseorang yang mengamalkan ilmu pesugihan bernama Wanara Seta. Oleh karena tidak diurus lagi oleh si pemujanya, maka kera siluman tersebut akhirnya gentayangan mencari mangsa. Tujuannya tak lain dan tak bukan adalah agar dapat menyempurnakan wujudnya, dan mendapatkan kembali orang yang mau memeliharanya dengan cara memuja dirinya.

Setelah diberi penangkal berupa benang empat warna (merah, putih, hitam dan kuning) yang telah diisi dengan mantera-mantera penolak syetan yang diikatkan pada kaki dan tangannya, memang si anak akhirnya berangsur-angsur sembuh. Dia tidak lagi merasa ketakutan. Setelah ibu dan anaknya tenang, mereka kembali pulang kekampung halamannya.

DEMIKIANLAH cerita masyarakat yang berhasil dihimpun Paranormal-Indonesia.com Saat bertemu ke kediaman Mbah Darsun, Paranormal-Indonesia.com juga mendapatkan sebuah kesaksian yang sangat menarik. Ketika sedang tidur, Mbah Darsun mengaku pernah bermimpi melihat ada seekor monyet duduk di jendela rumah Sukir. Anehnya, monyet tersebut tiba-tiba berubah wujud menjadi anak Sukir yang baru kurang tujuh hari meninggal dunia.

Pertanda mistis ini membuat Mbah Darsun semakin yakin bahwa penyebab kematian anak Sukir adalah akibat ulah makhluk siluman berupa monyet pesugihan itu.

Awal Mei 2007 lalu, seorang warga Dusun IV, Kedai Muka, Ahmad juga menuturkan kesaks an mistis. Dia mengaku sering melihat seekor monyet berwarna putih. Hewan ini duduk santai di pinggir Sungai Dadap.

Ahmad menceritakan, suatu hari setelah dia dan isterinya usai shalat Dzuhur, tanpa sengaja mereka melihat seekor monyet di pinggir sungai yang dekat dengan rumahnya itu. Setelah Ahmad memberitahukan hal tersebut kepada beberapa orang tetangga, mereka kemudian mengejar monyet itu. Hanya beberapa saat saja pengejaran itu berlangsung. Mereka semuanya ternganga heran. Bagaimana tidak, dengan sekejap mata monyet tersebut lenyap dari pandangan mereka.

Sejak peristiwa hari itu, isu teror monyet pesugihan terus beredar dari mulut ke mulut. Isu ini terutama santer di lingkuan warga Dusun VI, Kedai Muka. Tak pelak, mendengar isu monyet pesugihan yang semakin santer, Paranormal-Indonesia.com pun kembali mengunjungi Dusun Kedai Muka.

Setibanya di lokasi, Paranormal-Indonesia.com berusaha mengumpulkan keterangan dari masyarakat. Setelah melakukan penelusuran, Paranormal-Indonesia.com menemukan fakta bahwa beberapa kelompok keluarga keturunan Mbah Marto merasa risih dengan adanya isu teror monyet siluman tersebut. Pasalnya, ada orang yang menyebarkan isu bahwa keluarga Mbah Martolah yang memelihara monyet pesugihan itu.

Karena rumor ini semakin menguat, maka Paranormal-Indonesia.com yang akhirnya meminta kepada Kepala Desa setempat untuk mengumpulkan warga desanya. Dan pada malam yang telah ditentukan, diadakan pertemuan warga Dusun VI Kedai Muka, Desa Sei Dadap I/Il, Kecamatan Air Batu. Pertemuan ini berlokasi di mushola Dusun VI, dipimpin langsung oleh Kepala Desa Ir. Salim. Hadir juga tokoh-tokoh agama, tokoh masyarakat antara lain Mansyur Sinaga (mantan Kades), Sugianto, Bakhtiar, Suriadi, dan disaksikan oleh warga setempat, bahkan dikawal oleh pihak kepolisian dari sektor Air Batu.

Dalam pertemuan itu, pihak keluarga Mbah Marto yang merasa dituduh menyatakan berani diangkat sumpah bahwa tak seorang pun dari keluarga mereka yang telah memelihara monyet pesugihan. Dalam kesempatan itu juga mereka meminta masyarakat mengatakan dengan terbuka dari mana sebenarnya rumor itu berawal. Namun, semua warga masyarakat bungkam seribu bahasa.

Salah seorang tokoh masyarakat Dusun VI, Kedai Muka, H. Syamsuri Ritonga yang turut hadir dalam pertemuan itu, ketika diwawancarai Paranormal-Indonesia.com di kediamannya mengatakan bahwa keluarga Mbah Marto seharusnya tidak perlu memberi pernyataan kepada masyarakat. Karena masyarakat tidak ada yang menuduhnya.

“Dengan pernyataan itu, tentu masyarakat mempertanyakan jika memang keluarga Mbah Marto tidak memelihara monyet pesugihan, mengapa harus merasa risih?” Ujar H. Syamsur Ritonga.

Seorang warga Dusun VI lainnya, menceritakan kepada Paranormal-Indonesia.com. Pada saat suasana mencekam di Dusun VI, Kedai Muka, dengan adanya teror monyet pesugi

han itu. Seorang alim yang tidak diketahui nama dan alamatnya, singgah di mushola untuk melaksanak shalat Dzuhur.

Usai shalat, orang alim yang tak diketahui siapa namanya dan dari mana asalnya itu bertanya, “Pak, mohon maaf. Saya merasakan ada sesuatu yang tidak beres di kampung ini? Kalau boleh saya tahu, ada kejadian apa di daerah ini?”

Sudah tentu pertanyaan itu membuat jemaah mushola menjadi heran. “Dari mana orang asing ini tahu suasana di kampung kami?” Mungkin begitu pikir mereka.

Kepada orang alim itu warga kemudian menceritakan adanya teror monyet pesugihan. Setelah mendengar cerita sedemikian, orang ini pun mengatakan agar masyarakat Dusun Kedai Muka lebih meningkatkan amal ibadah dan hanya bermohon kepada Allah SWT. Dengan demikian mereka akan terhindar dari kejahatan iblis dan setan yang menyerupai monyet itu.

Orang alim itu juga menyarankan agar setelah shalat Maghrib dilaksanakan dzikir semampunya untuk mengusir kekuatan jahat yang mengganggu kampung. Menurutnya, monyet misterius merupakan merupakan hewan gaib yang kerap dipuja menjadi pesugihan. Dulunya si monyet pernah dipelihara oleh salah seorang warga yang tinggal di Kedai Muka, dan dia sudah , meninggal dunia beberapa tahun sebelumnya. Celakanya, tidak ahli waris atau keturunannya yang mengetahui hal ini, sehingga si monyet akhirnya gentayangan mencari orang yang lemah iman, dan berharap dapat dijadikan tuannya yang baru. Untuk mendapatkan sang pemelihara, monyet tersebut harus mencari korban tujuh anak berusia di bawah lima tahun.

Demikian yang disampaikan oleh orang alim yang sepertinya banyak mengerti ilmu-ilmu gaib itu. Sudah tentu jamaah di mushola tersebut terkesiap mendengar kisahnya. Mereka pun takut kalau-kalau monyet pesugihan itu masih mencari mangsa lima orang anak lagi, karena baru mendapatkan dua orang anak.

Siapakah sesungguhnya warga Kedai Muka yang dulunya memelihara pesugihan monyet itu? Semua warga angkat bahu. Mereka tidak mengetahui kalau dulunya ada di antara warga yang memelihara monyet pesugihan.

Untuk sedikit mengungkap Paranormal-Indonesia.com ini, Paranormal-Indonesia.com sengaja mendatangi Pak Saleh di Kelurahan Sentang. Pak Saleh adalah sosok pemuka masyarakat yang disegani di Kabupetan Asahan. Maklum saja, dia memang sudah memiliki kelebihan suprantural sejak kecil. Antara lain mampu melihat makhluk halus, menebak niat seseorang sebelum dilaksanakan, dialog dengan jin, dan memiliki kemampuan memasuki alam gaib.

Dalam pandangan supranturalnya, Pak Saleh melihat ada pasangan kakek nenek di Kedai Muka yang berjalan dengan menggandeng seekor monyet putih. Dia menegaskan bahwa monyet tersebut bisa berubah wujud. Kadang-kadang monyet putih, siamang dan bisa juga berubah menjadi seekor gorila. Aneh sekali!

Ditegaskan oleh Pak Saleh, monyet pesugihan dapat diperintah untuk mengambil barang-barang berharga, uang, bahkan bisa diperintah untuk membunuh seeorang.

Dari keterangan Pak Saleh, dikaitkan denga cerita orang alim tadi, warga Kedai Muka percaya bahwa monyet yang melakukan teror adalah makhluk siluman.

Setelah bermusyawarah, para pemuka agama, tokoh masyarakat dan warga sepakat mengadakan dzikir tolak bala di mushola usai shalat Maghrib. Pada hari yang ditentukan, dzikir tolak bala pun dilaksanakan. Warga berharap ritual ini bisa menyirnakan monyet siluman itu dari lingkungan tempat tinggal mereka.

Anehnya, ektika dzikir berlangsung memin muncul seekor monyet putih yang berjalan di atas kabel listrik. Semua yang melihat tak habis pikir, bagaimana mungkin seekor monyet bisa berjalan diatas kabel listrik.

Tak lama kemudian terdengar orang-orang berteriak, “Monyet hilang! Monyet hilang!”

Benar, ternyata monyet itu sudah tak ada lagi. Lalu kemana perginya? Siapa yang mengambilnya? Sampai sekarang tak ada yang tahu. Monyet yang diduga keras peliharaan untuk pegusihan itu raib tanpa bekas. ©️KyaiPamungkas.

Paranormal Terbaik Indonesia

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.

Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)

NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)

NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)

WEBSITE: dukunku.com
(Selain web di atas = PALSU!)

NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)

ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)